Disadari atau tidak, kualitas lingkungan dan air di sekitar sering dipengaruhi oleh seberapa baik kualitas saluran pipa untuk limbah yang kita gunakan.
Di Indonesia isu pencemaran lingkungan sudah bukan hal baru lagi. Selain kebiasaan buang sampah sembarangan, hal ini juga sering diperparah dengan kualitas sanitasi limbah dan air buangan yang buruk.
Karena tak selalu limbah berbentuk padat. Kuantitas aktivitas pembuangan limbah cair juga tak kalah banyak yang dihasilkan dalam beragam aktivitas dan skala (Baca : Mengenal Istilah Pipa)
Baik dari skala rumah tangga (aktivitas sanitasi), komersial (perhotelan, restoran dan sebagainya) hingga aktivitas industri. Hampir setiap aktivitas berskala kecil hingga besar tersebut berpeluang menghasilkan limbah yang jika tak terkelola dengan baik akan berdampak buruk pada lingkungan.
Sadar akan kebutuhan hidup sehat, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 telah mengatur pengelolaan limbah secara terpadu. Secara spesifik dalam peraturan tersebut juga dijelaskan mengenai pengelolaan dan penjelasan limbah cair (Sumber).
Dimana limbah cair merupaka hasil buangan dari aktivitas produksi dan domestik dalam bentuk cair. Dan jenis limbah ini dispesifikasikan menjadi beberapa kelompok, diantaranya :
Limbah domestik cair. Adalah limbah cair yang sering dihasilkan dari kegiatan sanitasi rumah tangga, bangunan dan perkantoran. Jenis limbah ini diantaranya tinja, sisa deterjen, air sabun, dan sebagainya.
Limbah industri cair. Adalah hasil buangan berupa cair dari kegiatan industri yang tak lagi terpakai. Umumnya berisi senyawa kimia dan benda cair buangan lain. Seperti sisa air cuci daging, cairan sisa tekstil, pewarna kain dan sebagainya. (Baca : Pipa Air)
Infiltration dan inflow. Atau luapan dan rembesan dari saluran pipa untuk limbah dan pembuangan. Biasanya hal ini terjadi karena kerusakan saluran pipa dan sebagainya. Jenis limbah ini diantaranya, air hujan dari talang, sisa air pendingin AC, dan sisa cairan buangan dari kegiatan industri, pertanian atau perkebunan.
Sistem pengolahan limbah yang baik adalah membuang limbah dan cairan buangan pada tempatnya. Setelah itu diolah dan menjadi material yang lebih ramah terhadap lingkungan dan kesehatan. Hal tersebut dapat terjadi dari pemilihan produk pipa untuk limbah yang tepat.
Air hujan buangan. Selain sumber air bersih (Baca : Pipa Untuk Saluran Air Bersih) air hujan juga bisa jadi limbah. Terutama saat air terkontaminasi dengan kotoran yang ada di talang. Hal ini membuat aliran air membawa serta benda padat dan partikel kotoran seperti urin binatang.
Bukan hal yang bisa disepelehkan, penularan difteri sering berawal dari kontaminasi air hujan dengan urin tikus. Penyakit ini dapat berdampak kematian dan bisa dialam oleh siapa saja.
Jenis saluran pipa untuk limbah
Spesifikasi produk pipa untuk limbah biasanya tak membutuhkan karakter pipa tangguh, karena biasanya hanya memerlukan kebutuhan tekanan kecil. Jenis produk ini juga biasa dikenal dengan nama pipa SDR-41.
Pipa SDR-41 adalah sebutan untuk produk pipa limbah dari PVC dengan dinding pipa sangat tipis. SDR adalah atau standar dimensi rasio merupakan hasil perbandingan antara diameter luar pipa dengan bagian rongga dalam pipa. Semakin besar nominal SDR, biasanya semakin tipis dinding pipa.
Untuk saluran air limbah, biasanya daya dorong memanfaatkan gravitasi. Sehingga jauh berbeda dengan kebutuhan tekanan untuk saluran air dengan dorongan pompa.
Selain kebutuhan tekanan yang rendah, permukaan dinding pipa yang halus juga dibutuhkan produk pipa untuk limbah. Kelebihan ini digunakan untuk mengantisipasi penumpukkan kotoran yang berisiko mengakibatkan sumbatan.
Di Indonesia, produk pipa untuk limbah ditawarkan beragam brand dengan aneka spesifikasi. Salah satunya produk pipa Rucika Lite atau yang dulunya dikenal dengan nama Wavin Lite.
Produk ini didesain untuk saluran air limbah dan buangan dengan kelebihan menggunakan bahan uPVC. Bahan ini membuat performa pipa lebih baik, dengan tingkat kelenturan tinggi dan tingkat keretakan rendah (Baca : Pipa PVC)
Sistem penyambungan menggunakan rubberring joint, dan disesuaikan dengan standar nasional Indonesia (SNI. Produk pipa ini didesain dengan dominasi warna cokelat, sebagai standar internasional produk pipa untuk Limbah.
Penanganan dan pengolahan limbah yang baik akan berdampak positif bagi lingkungan terutama kesehatan seseorang. Tanpa saluran pipa untuk limbah, kontaminasi dan polusi lingkungan akan mudah terjadi. Dan hal ini kerap diikuti oleh pertumbuhan kuman dan bakteri penyebab baragam masalah kesehatan.